Minggu, 20 Juli 2008

Lagi, Santri MQ nyantri di Azhar


Azhar memang salah satu dari tujuan utama dari para santri untuk belajar di Negeri para Nabi ini, walaupun banyak didalamnya terdapat berbagai Universitas atau lembaga pendidikan lain yang berbasis keagamaan atau umum baik yang bertaraf nasional hingga yang bertaraf internasional.
Madrasatul Qur'an (selanjutnya disingkat MQ) adalah sebuah lembaga Pondok Pesantren yang berada di Tebuireng, Jombang, Indonesia. membina pelajar dalam mendalami dan menghafalkan al-Qur'an baik secara Lafdz, makna dan amalan.
Nah, disini sangat berhubungan antaranya adanya MQ ini dengan Universitas sekaliber Azhar ini, karena santri MQ telah terkondisikan untuk "bisa" dan "tau" tentang ilmu agama terlebih dalam hal al-Qur'an, walaupun memang ada banyak celah yang belum dipelajari di MQ sehingga kesulitan untuk mendalami mata kuliah di Azhar ini, namun setidaknya, bagi santri MQ, memiliki ilmu dasar keal-qur'anan sangatlah penting bagi penunjang sistem belajar di Azhar ini, dan khususnya untuk kualitas pribadi dari tiap insan itu sendiri.
Dengan kewajiban 2 juz pertahun dalam ujian tulis dan lisan bagi santri Azhar, sebenarnya bukan hal yang terlampau merisaukan, namun, banyak juga santri Azhar yang terjebak karena belum menguasai al-qur'an secara sempurna, nah itu lah diantara salah satu hal, mengapa pentingnya memiliki pengetahuan dasar keal-qur'anan.
Terdapat kurang lebih 20an santri MQ yang kini masih konsist nyantri di Azhar, 2 diantaranya dalam jenjang s2, beberapa lainnya berada di jenjang pendidikan strata 1 dan di Ma'had, dalam struktur keorganisasian, saat ini persatuan MQ di Mesir (Masyhar) dipimpin oleh M. Fadli Rosyid, mahasiswa tingkat 3 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits, alumni DM3, menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah di MQ pada tahun 2005.
Pada periode sebelumnya, Masyhar dipimpin oleh Habibul Anami, Mahasiswa s2 Jurusan Dirosat Islamiyyah, termasuk dari kalangan senior alumni MQ di Mesir, karna kesibukan beliau sebagai Direktur Utama Anami Travel, juga berakhirnya masa bakti di Masyhar, maka berpindah tanganlah jabatan kepada M. Fadli Rosyid.
Sedangkan senior lainnya adalah Romli Syarqowi, S.Ag. menyelesaikan pendidikan strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kemudian melanjutkan study s2 di Azhar, disamping itu beliau merupakan salah satu dari wakil ketua PCI Nahdlatul Ulama' Mesir.
Diantara salah satu program utama Masyhar tahun ini adalah membuka link atau jaringan bagi santri MQ yang mempunyai keinginan, baik itu niat dan minat untuk melanjutkan belajar di Azhar, baik itu melalui dunia virtual maupun melalui dunia maya.
Sebenarnya, kalau kita mau sejenak untuk berfikir kedepan, ini merupakan prospek yang sangat bagus bagi teman-teman santri yang berkeinginan untuk nyantri di Azhar, karena disamping telah menguasai pendidikan kealqur'anan, juga ditunjang dengan berbagai lembaga beasiswa yang tidak hanya disediakan oleh Azhar sendiri, namun oleh beberapa lembaga lain diluar Azhar, seperti Baituzzakat, BWAKM, Jam'iyyah Syar'iyyah, Majlis A'la dan lain sebagainya.
Sementara ini dulu deh, sedikit tulisan, sedikit cerita tentang santri MQ yang nyantri di Azhar, mudah-mudahan apa yang kami dapatkan di MQ bisa terkembangkan disini dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat bangsa dan agama, Amiin ya Robbal Alaminn..

Santri Pandanaran Yogyokarto Nyantri di Azhar


Ketika kita berbicara tentang Mesir, yang ada dalam benak kita adalah Ayat-ayat cinta, piramida, sungai nil atau kampus al-Azhar. Ya, memang Mesir ga bisa terlepas dari beberapa hal tadi.

Begitu indahnya Kang Abik, novelis Ayat-ayat Cinta menggambarkan suasana Mesir nan indah, hingga pembaca pun serasa berada dalam lingkungan Mesir yang penuh akan pesona keislaman.

Ternyata nun jauh dari Negara kita itu, kita sebagai keluarga besar Sunan Pandan Aran harus cukup berbangga, karena nama Pandan aran telah ‘dibawa’ oleh enam orang alumni kita yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Negeri Para Nabi itu, belajar pada Universitas tertua di dunia, Universitas yang telah banyak melahirkan ulama’-ulama kelas dunia.

Mereka adalah : H. Abdul Qodir (Demak, alumni PPSPA Komplek I Huffazh tahun 2003, kini sedang berada di Tingkat akhir Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar), Muhammad Husni Arafat (Jepara, alumni MTsSPA tahun 2000, kini sedang berada di Tingkat Akhir Fakultas Syari'ah wal Qonun Jurusan Syari'ah Islamiyah Universitas Al-Azhar), Muhammad Abu Dzomdzom (Demak, Alumni MAKSPA tahun 2004 , kini sedang berada di tingkat kedua Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Al-Azhar), Lulu Fauziyah (Brebes, Alumni PPSPA Komplek II Huffazh tahun 2006, kini sedang berada di tingkat kedua Fakultas Syari’ah Islamiyyah Universitas Al-Azhar), Dewi Fatimah (Depok, Alumni MTsSPA tahun 2004 dan alumni MAKSPA tahun 2007, kini sedang menempuh belajar di tingkat pertama Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar), dan terakhir Itho’ Athoillah (Jombang, alumni MTsSPA tahun 2002, kini sedang belajar di Ma’had Diniy Al-Azhar di Alexandria Mesir).

Itu adalah sebagian kecil dari sekian banyak alumni pesantren kita, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Negeri Nabi Musa.
Sedangkan di Universitas Al-Azhar sendiri terdapat banyak sekali fakultas, diantaranya adalah Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syari’ah Islamiyyah, Fakultas Syari’ah wal Qanun, Fakultas Bahasa dan Sastra, Fakultas Dakwah, Fakultas Dirosat Islamiyyah, Fakultas AL- Qur’an (hanya ada di kampus Al-Azhar cabang Thantha), dan masih banyak lagi beberapa Fakultas yang berbasic ilmu umum selain keislaman lainnya.

Dibawah naungan Universitas Al-Azhar juga ada beberapa Pendidikan Khusus, seperti pendidikan Terjemah dan Bahasa, Ma’had Dirosah Khossoh, Ma’had Diniy dan Ma’had Qiroat.
Namun jika teman-teman ingin mempelajari ilmu umum di Negeri Kinanah pun sangat bisa, karena disini bisa ditemui berbagai Universitas yang bertaraf Internasional, selain Universitas Al-Azhar, seperti Cairo University, American University of Cairo, Ain Shams University, Duwwal Arabiyyah University, dan lain sebagainya. Namun pada umumnya Mahasiswa Indonesia ‘hanya’ belajar di Universitas tersebut saat menempuh pendidikan Strata dua (S-2) dan Strata tiga (S-3), namun banyak pula yang menempuh pendidikan Strata dua (S-2) dan Strata tiga (S-3) nya di Universitas Al-Azhar.

Di Bumi Kinanah ini, kita bisa mengunjungi berbagai makam Nabi (Nabi Sholeh, Nabi Harun, nabi Daniyal), Ahlul Bait (Imam Husen bin Ali, Sayyidah Zainab, Sayyidah Rukayyah, Sayyidah Sukainah), Sahabat Nabi (Uqbah bin Nafi'), Auliya' (Imam Syafi'i, Imam Waqi', Imam Al-Laitsi, Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Ibnu Athoillah, , Robiatul Adawiyah, Abu Jamroh, dan Lukman Hakim serta Abi Darda' di Iskandariyah) dan lain sebagainya yang masih banyak lagi makam para Auliya' yang tersebar diseluruh antero Cairo khususnya dan Mesir umumnya..

Mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir cukup banyak jumlahnya, menurut data tahun 2007 jumlahnya telah mencapai angka 5000 lebih, dan hal ini terus bertambah tiap tahun, seiring berjalannya waktu dan datangnya mahasiswa yang baru.

Dari segi biaya hidup pun tidak terlalu mahal, karena bila dibandingkan dengan biaya hidup untuk kuliah di Indonesia pun kurang lebih akan sama, yakni berkisar antara 700 ribu - 1 juta rupiah perbulan untuk standar kebutuhan hidup di Mesir. Sedangkan biaya kuliah, untuk di Universitas Al-Azhar dengan pilihan Fakultas Agama, biaya kuliah ditanggung oleh kampus, kecuali diktat (atau biasa disebut muqorror).

Saat ini Mesir sedang mengalami perubahan musim dari musim semi menuju musim panas, dan saat perubahan musim inilah Universitas Al-Azhar menyelenggarakan ujian termin kedua, hingga berakhir kira-kira di bulan juni, kemudian libur musim panas hingga peralihan musim gugur, disitulah puncak mahasiswa baru akan datang dan meramaikan pendaftaran kampus Al-Azhar di Mesir.